![]() |
Yodi Setiawan |
Ini diungkapkan anggota DPRD Sekadau Dapil 3, Yodi Setiawan. Yodi mengatakan ia kerap menerima keluhan dari petani tentang pola grading di pabrik PT Parna.
"Banyak petani mengeluhkan ke kita bahwa grading di pabrik PT Parna tinggi. Ini menyebabkan petani mengalami kerugian," kata Yodi (1/2).
Ketentuan grading juga dikeluhkan petani. Sebab, tidak ada besaran tetap persentase grading TBS atau grading berjalan. Hal ini membuat petani tidak berdaya saat pabrik PT Parna menerapkan sistem grading secara sepihak.
"Ada yang bawa buah 6 ton, kena grading 2 ton. Ini murni permainan perusahaan," kecam Yodi.
Menurutnya, grading sah-sah saja dilakukan dalam upaya menjaga kualitas CPO. Namun, harus dilakukan secara bijak dan dimusyawarahkan dengan petani.
"Jangan main grading-grading saja secara sepihak. Kasihan petani bawa buah dari jauh, sampai ke pabrik tiba-tiba banyak dibuang buahnya. Alangkah baiknya disepakati dulu dengan petani misalnya sekian persen. Jadi petani sudah ada gambaran berapa kilo buah yang kena grading," ucap politisi Gerindra.
Lebih jauh Yodi menegaskan, investor harus mengutamakan kesejahteraan petani sembari mencari keuntungan di tanah Kabupaten Sekadau.
"Jangan menindas petani yang sudah berkontribusi untuk perusahan. Dan saya dengar juga bahwa harga TBS di area perusahaan tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga TBS yang di eli dari sebrang Sungai Ayak," tuturnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan kunjungan kerja ke lapangan atau memanggil manajemen perusahaan untuk mencari solusi atas keluhan petani.
"Dalam waktu dekat akan kita panggil manajemen PT Parna untuk memberikan penjelasan," pungkasnya.
Manajemen PT Parna Agro Mas saat hendak dikonfirmasi belum memberi penjelasan terkait hal ini.*
Penulis : tim liputan
Editor : Benidiktus G Putra